RSS

Sistem Pembelajaran E-Learning melalui Televisi Lanjutan…


Sistem Pembelajaran E-Learning melalui Televisi
Lanjutan…

TVE dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru maupun pihak-pihak atau masyarakat yang berkepentingan dalam dunia pendidikan sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta sesuai dengan yang diharapkan. Namun agar TVE ini bisa dimanfaatkan secara optimal, guru juga memiliki peran yang sangat besar. Oleh sebab itu, mau tidak mau seorang guru harus memiliki kecakapan melek teknologi, sehingga guru-guru mampu menyelenggarakan dan mengembangkan pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang berbasis teknologi.
Menurut saya, TVE ini termasuk media elektronik dari e-learning yang kalau dikaitkan dengan teorinya Romiszowski dimana TVE merupakan sarana yang dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar secara kelompok seperti yang disebut oleh Romiszowski sebagai Group-based e-learning asynchronously, yang mengacu pada situasi dimana kelompok pelajar bekerja melalui Intranet atau Internet dan pertukaran diantara peserta terjadi dengan waktu tunda (yaitu tidak secara real time). Contoh umum semacam ini aktivitas termasuk on-line diskusi melalui mailing list elektronik dan berbasis teks konferensi dalam manajemen sistem pembelajaran. Secara langsung TVE tidak terlihat sebagai diskusi online, namun hanya kegiatan menonton saja. Namun jika ditinjau isi siaran yang disiarkan, seperti program Ki Hajar, TVE juga dapat menjadi sarana terjadinya kelompok belajar karena siswa dapat saling bertukar informasi dengan teman sebaya dari daerah lain.
            Setelah membaca beberapa tabloid Klub Guru yang berisi tentang perkembangan e-learning dalam dunia pendidikan dan melakukan diskusi bersama Dosen dan teman-teman, saya jadi berfikir ulang, peran apa yang dapat saya mainkan untuk mendukung e-learning??? Sejauh ini saya merasa saya adalah orang yang kurang melek media. Lalu apa yang dapat saya lakukan??? Ya melalui blog ini, setidak saya dapat memulai untuk melek media. Saya sendiri, selaku orang yang kurang menguasi teknologi, saat ini merasa masih bingung dengan peran yang dapat saya berikan dalam mendukung e-learning. Tapi berdasarkan ilmu yang saya peroleh dalam perkuliahan, saya yakin bahwa peran saya, yang nantinya akan berkecimpung di dunia pendidikan, sangat besar.  Tapi apa ya??? Teman-temanku, mari kita diskusikan. Berikan komentar ya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (1)

Sistem Pembelajaran E-Learning melalui Televisi


Sistem Pembelajaran E-Learning melalui Televisi

Tulisan ini berawal dari penugasan yang dikirimkan oleh salah seorang Dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan Kontekstual melalui email. Saat membaca tugas yang diberikan, saya diminta untuk mencermati situs Pusat Teknologi Informasi dan Teknologi Pendidikan (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional, dimana situs ini menyajikan beragam informasi seputar perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Saya langsung memfokuskan perhatian pada salah satu link yang tersedia, yaitu tentang Ki Hajar. Judulnya mengingatkan saya pada salah satu tokoh yang berjasa di Bidang Pendidikan yaitu bapak Ki Hajar Dewantoro. Ada apa sebenarnya maksud dari Ki hajar pada link tersebut, dalam hati berkata demikian.
Setelah membaca Ki Hajar, saya jadi mengetahui bahwa Ki Hajar yang dimaksud dalam link ini merupakan salah satu program ajang kompetisi untuk menjaring siswa/i SMP/MTs/Paket B yang berpotensi dan berbakat di seluruh Indonesia melalui siaran TVE. Menurut saya, program ini sangat bermanfaat jika disiarkan melalui siaran televisi. Apalagi pada umumnya anak-anak usia sekolah cenderung sangat suka menonton televisi. Alangkah baiknya, jika siaran yang edukatif seperti Ki Hajar ini menjadi salah satu tontonan favorit anak-anak ketika mereka menonton TV. Ki Hajar yang disiarkan di televisi ini, bukan saja dapat menjadi salah satu media pembelajaran, namun juga dapat berperan dalam membantu anak-anak untuk bijak memilih tontonan yang sesuai dan bermanfaat bagi dirinya. Setidaknya Ki Hajar dapat mendukung program diet media.

KI Hajar (Kita Harus Belajar)
Menurut situs Pustekkom, KI Hajar Award merupakan suatu ajang kompetisi untuk menjaring siswa/i SMP/MTs/Paket B yang berpotensi dan berbakat di seluruh Indonesia melalui siaran TVE. Adapun latar belakang dikembangkannya program ini adalah untuk menindaklanjuti Siaran Pendidikan. Melalui siaran Ki Hajar yang ditayangkan di TVE, dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk berkompetisi dalam meraih prestasi, tumbuhnya kemampuan berpikir sistematis, kreatif dan inovatif dan saling bertukar informasi dengan teman sebaya dari daerah lain.
Ki Hajar juga memiliki tujuan yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya adalah untuk mensosialisasikan siaran TVE agar tersebar ke seluruh Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mensosialisasikan TVE kepada pemirsanya, khususnya siswa SMP/MTs/Paket B dan sederajat, membangkitkan minat siswa SMP/MTs/Paket B dan sederajat untuk mengikuti siaran TVE, menumbuhkembangkan kemampuan berpikir sistematis, kreatif dan inovatif serta menjaring siswa SMP/MTs/Paket B dan sederajat yang berpotensi dan berbakat melalui siaran TVE.

Tinjauan Teoritis terhadap Ki Hajar (Kita Harus Belajar)
TVE yang menyiarkan Ki Hajar (Kita Harus Belajar) merupakan salah satu media elektronik yang digunakan dalam program e-learning. Menurut Naidu (2006), e-learning merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet, dll). Melalui siaran Ki Hajar yang disiarkan di TVE ini para siswa diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih termotivasi untuk berkompetisi dalam meraih prestasi, tumbuhnya kemampuan berpikir sistematis, kreatif dan inovatif dan saling bertukar informasi dengan teman sebaya dari daerah lain.
Televisi sebagai salah satu media elektronik yang digunakan sebagai program e-learning, tentu saja akan tidak bermanfaat bagi proses pembelajaran jika televisi tersebut tidak menyiarkan program-program yang edukatif. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan Hackbarth (2007) bahwa pada akhir tahun 1940-an, televisi disambut skeptis oleh sebagian besar pendidik, terutama karena mereka menemukan sedikit sekali nilai pembelajaran yang disiarkan dalam program televisi tersebut. Oleh sebab itu dengan adanya program Ki Hajar ini, para siswa dapat memanfaatkan program tersebut sebagai salah satu faktor yang memotivasi prestasi akademisnya.

Sumber:
Hackbarth, Steven. (2007). The Educational Technology Handbook. Available at: http://books.google.co.id/books?id=YxTmRhAicm0C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false. Tanggal Akses : 13 Januari 2011.

Naidu, Som. (2006). E-Learning: A Guidebook of Principles, Procedures, and Practices. Available at: http://books.google.co.id/books?id=XT5ZAAAACAAJ&dq=E-Learning:+A+Guidebook+of+Principles,+Procedures,+and+Practices.&hl=id&ei=al4vTbnyDsHtrQessdDJCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCUQ6AEwAA. Tanggal Akses : 13 Januari 2011.

Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom), Available at : http://pustekkom.depdiknas.go.id/, tanggal akses : 13 Januari 2011.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (3)

Kangen AYAH



Biasanya anak-anak yang jauh dari orang tuanya merasa kangen sekali dengan mamanya. Lalu bagimana dengan ayah? Mungkin mama lebih sering menanyakan keadaan anaknya setiap hari, tetapi tahukah kamu jika ayahmu yang mengingatkannya untuk menelfonmu? Mungkin mama yang lebih sering mengajakmu bercerita, tapi tahukah kamu sepulangnya ia bekerja dengan wajah lelah ia selalu menanyakan kabarmu dari mamamu?
Waktu kecil ayah mengajari putri kecilnya bermain sepeda. Setelah dia mengganggap kamu bisa, ia melepaskan roda bantu di sepedamu. Saat itu mama menutup mata karena takut anaknya terjatuh lalu terluka, tapi ayah dengan yakin menatapmu mengayuh sepeda dengan pelan karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.
Saat kamu menangis meronta meminta boneka yang baru, mama menatapmu iba, tetapi ayah mengatakan dengan tegas “Kita beli nanti, tapi tidak sekarang” karena ia tidak ingin kamu menjadi manja dengan semua tuntutan yang selalu dipenuhi.
Ketika kamu remaja, kamu mulai menuntut untuk keluar malam. Lalu ayah mulai bersikap lebih tegas ketika mengatakan “Tidak”. Itu untuk menjagamu karena kamu adalah sesuatu yang berharga. Lalu kamu masuk ke kamar membanting pintu. Tapi yang datang mengetok pintu dan membujukmu adalah mama. Tahukah kamu saat itu dia memejamkan matanya dan menahan diri, karena dia sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia harus menjagamu.
Saat seorang cowok mulai sering datang mencarimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Dan sesekali menguping atau mengintip saat kmu sedang berdua di ruang tamu. Tahukah kmu dia merasa cemburu? dan saat dia melonggarkan sedikit peraturan, kamu melanggar jam malamnya. Ia duduk di ruang tamu menunggumu pulang dengan sangat-sangat khawatir. Wajah khawatir itu mengeras ketika melihat putri kecilnya pulang terlalu larut. Dia marah. Karena hal yang ditakutinya akhirnya datang “Putri kecilnya sudah tidak ada lagi”.
Saat ayah sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter, ketahuilah bahwa ia hanya memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh dia tetap tersenyum saat pilihanmu adalah menjadi seorang penulis. Sampai saat ayah harus melepasmu di bandara, bahkan badannya terlalu kaku utk memelukmu, ia hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu. Dia ingin menangis seperti mama yang menangis dan memelukmu erat. Tapi dia hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu dan berkata “Jaga diri baik-baik”, agar kamu kuat untuk pergi.
Saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Berusaha mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan ia tahu ia tidak bisa memberikan, dia sangat ingin mengatakan “Iya nak,nanti kita beli”. Dan saat kata-kata yang keluar adalah “Tidak bisa” dari bibirnya, tahukah kamu ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum.
Saat kamu sakit dan tidak berada di dekatnya, Ayah terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak berkata “Sudah di bilang jangan minum air dingin!”, berbeda dgn mama yang memperhatikanmu dengan lembut. Ketahuilah saat itu ia benar-benar khawatir dengan keadaanmu.
Dan di saatnya nanti kamu wisuda sebagai seorang sarjana, Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Dia yang tersenyum bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”.
Saat seorang teman hidupmu datang dan meminta izin mengambilmu darinya, Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.karena ia tahu laki-laki itu yang nanti akan menggantikannya. Dan saat Ayah melihatmu duduk di panggung pernikahan bersama seseorang yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pergi kebelakang panggung dan menangis “Tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu telah menjadi wanita yang cantik”. Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu dan cucu-cucunya sesekali untuk menjenguknya. Dengan rambut yang telah memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya, Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu, Ayah juga orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam hal apapun. Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang ayah hingga tugasnya selesai. Kamu adalah salah satu orang yang beruntung. Karna memiliki ayah adalah memiliki sosok superhero…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (2)

Pendidikan Media dan Media Pendidikan


PENDIDIKAN MEDIA
Media memang netral, dia bisa bermakna positif atau negatif, tergantung dari orangnya. Lebih spesifik lagi, tergantung dari isi atau content yang terkandung di dalamnya. Juga tergantung dari orang yang menggunakannya, apakah digunakan secara benar atau tidak. Bila media berisi hal-hal yang baik dan digunakan secara benar, maka media akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk berbagai tingkat usia. Pendidikan media yang biasa dikenal dengan ”Media Literacy” atau ”Melek Media” merupakan suatu upaya dalam mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan media, agar kita dapat mempergunakan media secara kritis dan memanfaatkan media secara optimal. Apabila seseorang sudah melek media, maka dampak-dampak negatif media akan dapat ditekan serendah mungkin, dan dalam menggunakan media akan tercipta suasana yang menyenangkan dan sehat.

MEDIA PENDIDIKAN
Definisi Media Pendidikan. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Adapun yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya.
Istilah hardware dan software tidak hanya dipakai dalam dunia komputer, tetapi juga untuk semua jenis media pembelajaran. Contoh, isi pesan yang disimpan dalam transparansi OHP, kaset audio, kaset video, film slide. Software adalah isi pesan yang disimpan dalam material, sedangkan hardware adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituangkan ke dalam material untuk dikirim kepada audien. Contoh, proyektor overhead, proyektor film, video tape recorder, proyektor slide, proyektor filmstrip.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (7)

: D

Akhirnya bisa juga...
Hehehe....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (2)